Bencana Asap, 612 Ribu Hektare Hutan Terbakar di Sumatera Selatan

Senin, 30 November 2015 | 15:41 WIB

EMPO.CO, Palembang - Bencana kebakaran hutan tahun 2015 terbilang sangat besar di Sumatera Selatan. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengendalian Kebakaran Hutan Sumatera Selatan Achmad Taufik mengatakan, hingga 10 November, tercatat 612.833 hektare lahan terbakar. Selain area terbakar lebih banyak, ia memaparkan waktu kejadian tahun ini lebih lama.

Read full article at: http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/30/058723445/bencana-asap-612-ribu-hektare-hutan-terbakar-di-sumatera-selatan

248 Juta Dollar AS untuk Negara Rentan Dampak Perubahan Iklim

KOMPAS.com - Sebelas negara maju berkomitmen mengucurkan 248 juta dollar AS untuk kelompok negara rentan dampak perubahan iklim. Langkah adaptasi diharapkan lebih kuat pada masa mendatang.

Bantuan itu akan masuk Pendanaan Negara-negara Tertinggal (Least Developed Countries/ LDC) dan dikelola Global Environment Facility (GEF). Penyerahan simbolis dilakukan Senin (30/11) di Paris, Perancis, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Brigitta Isworo Laksmi.

Read full article: http://sains.kompas.com/read/2015/12/02/17014611/248.Juta.Dollar.AS.untuk.Negara.Rentan.Dampak.Perubahan.Iklim

Habis Asap, BMKG: Curah Hujan Sumsel Tinggi

PALEMBANG 03 Desember 2015, Bencana kabut asap di Sumatera Selatan telah berakhir. Saat ini daerah dengan 17 kabupaten dan kota ini telah memasuki musim hujan. Kepala stasiun BMKG Sumsel, Mohammad Irdam mengatakan bulan Desember curah hujan termasuk tinggi. Sehingga warga pada daerah rawan diminta lebih waspada terhadap ancaman bencana. "Desember ini curah hujan termasuk cukup tinggi 300 -400 MM atau lebih," kata Irdam.

Selanjutnya kata Irdam, Kamis (3/12), kondisi serupa berpeluang terjadi pada bulan Februari atau Maret tahun depan. Dalam beberapa pekan terakhir ini, hujan dengan intensitas beragam mengguyur sebagian besar wilayah di Sumsel. Palembang misalnya, akibat curah hujan tinggi, terjadi genangan air di sejumlah titik di jalan raya. Akibatnya, kemacetan lalu lintas semakin parah.

Masih kata Irdam, selama Desember hingga beberapa bulan kedepan, warga diminta mewaspadai datangnya longsor dan angin puting beliung. Berdasarkan pantauan BMKG, longsor berpeluang terjadi di bagian Barat Daya dan Barat Laut Sumsel seperti Empat Lawang, Musi Rawas, Lahat. Pagar Alam. Muara Enim, Ogan Komering Ulu Timur, OKU Selatan dan MusiBanyuasin.

"Angin puting beliung umumnya terjadi pada musim pancaroba," ujar Irdam. Menurutnya Hampir semua daerah berpotensi terjadi puting beliung. Hal itu tergantung intensitas awan CB. Namun Biasanya terjadi pada daerah dengan vegetasinya yang kurang.Ia menyebut angin kencang dan puting beliun pernah terjadi di Muara Enim, OKU. Muba. Pagar Alam, OKI, Banyu Asin, dan Palembang.

--------------
BIOCLIME Report

Lelah Lahannya Terus Terbakar, Kelompok Tani ini Bangun Sumur dan Kanal Gambut

December 1, 2015 Jogi Sirait, Tanjung Jabung Timur

Rosmilan (43), tak henti-hentinya memutar pipa paralon yang menyemburkan air. Ia bergantian dengan lima rekannya sedang membuat sumur hidran sejak pagi. Setelah empat jam, sumur buatan mereka sudah berkedalaman 20 meter. Peralatan mereka serba manual, bermodalkan mata bor modifikasi sendiri yang dipasang dengan pipa paralon berukuran 2 inchi. Mereka putar bergantian sampai menemukan mata air.

Read full article: http://www.mongabay.co.id/2015/12/01/lelah-lahannya-terbakar-terus-kelompok-tani-ini-bangun-sumur-dan-sekat-kanal-lahan-gambut/

Pencegahan Kebakaran Hutan Dimulai Januari

 
Gubernur Alex Noerdin, saat tampil dalam acara puncak gerakan menanam 1 miliar pohon

Berthold Haasler, team leader Biodiversity and Climate Change Project (BIOCLIME) dan narasumber lainnya dalam Workshop kemitraan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel

PALEMBANG 30 November 2015,Tahun depan diprediksi musim kemarau akan berlangsung lebih awal dibandingkan tahun 2014 maupun 2015 ini. Jika tahun ini musim kemarau mulai berlangsung pada akhir semester pertama, maka tahun depan diperkirakan Februari sudah memasuki kemarau. Menyikapi hal itu, pihak pemerintah provinsi Sumatera Selatan akan bertindak lebih cepat dalam melakukan pencegahan. Sementara sejumlah donor menyatakan komitmen mereka mendukung aksi nyata.

Staf Khusus Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) bidang perubahan iklim Najib Asmani mengatakan awal Januari 2016, gerakan pencegahan akan langsung dicanangkan oleh gubernur, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Gerakan juga mengikutsertakan perusahan Hutan Tanaman Industri serta masyarakat peduli api. Sebagaimana diketahui, tahun ini, siaga darurat asap berlangsung sejak 26 Februari 2015. "Biasanya kita lengah jadi tidak berbuat apa-apa padahal ancaman didepan mata," kata Najib, Senin (30/11).

Sumatera Selatan selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penangkal emisi karbon di Indonesia. Gubernur Alex Noerdin mengatakan klaim itu sangat berdasar karena daerahnya masih memiliki hutan dan lahan yang sangat besar. Namun kondisi itu berbalik arah karena adanya bencana kebakaran hutan dan lahan selama tahun 2015 ini. Saat ini, Sumsel berhutang emisi karbon pada masyarakat dunia. "Karena itu kita harus kembalikan lagi yang terbakar itu dengan gerakan menanam dan merawat pohon," ungkapnya.

Ditemui diselah-selah menghadiri puncak acara penanaman satu miliar pohon, Sabtu, akhir pekan lalu. Alex mengatakan dalam empat bulan, ratusan ribu hektar hutan terbakar. Sehingga, dari dulu yang dikenal sebagai daerah surplus sekarang Sumsel jadi berhutang emisi karbon. ujar Alex Noerdin. Menurutnya, Sumsel disebut sebagai penyumbang emisi karbon terbesar

Kegiatan penanaman 1 miliar pohon merupakan salah satu cara mengembalikan hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia. Menurut Alex gerakkan menanam dan merawat pohon harus diterapkan sejak awal agar menjadi kebiasaan positif bagi generasi mendatang. Sehingga ia optimistis dalam beberapa tahun mendatang, Sumsel kembali dilirik sebagai daerah yang dikenal sebagai penyumbang energi positif bagi kesehatan udara tingkat asia bahkan dunia. "Tidak boleh lagi ada asap dan kebakaran dalam sekala besar."

Berthold Haasler, team leader Biodiversity and Climate Change Project (BIOCLIME) mengatakan pihaknya tidak dapat berpangku tangan melihat kenyataan semakin menipisnya jumlah hutan dan gambut di Sumatera Selatan. Selain ikut menggerakkan masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan lingkungan sekitarnya, Bioclime juga akan mengembangkan demplot 'forest fire management' di tingkat tapak. Hal itu katanya sesuai arahan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. "Demplotnya ada di Desa Kepayang, Musi Banyu Asin," kata Berthold.

BIOCLIME Report