Dukungan GIZ Bioclime terhadap Pengelolaan Kebakaran Hutan di Sumatera Selatan

GIZ Bioclime dan mitra menghitung jumlah area yang terbakar di Sumatera Selatan hingga pertengahan Oktober 2015 seluas hampir 240.000 hektar, atau sama luas dari kejadian tahun lalu (data per Desember 2014) . Kemungkinan terjadinya kebakaran diprediksi akan lebih luas berdasarkan keterangan dari BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika) yang menyatakan bahwa el-nino akan terus berlangsung hingga Desember 2015. Fenomena ini akan berdampak pada panjangnya musim kemarau serta berpengaruh pada kondisi gambut yang rentan terbakar. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena 90% area yang terbakar saat ini merupakan ekosistem lahan gambut dari total keseluruhan 1,2 juta hektar gambut di Sumatera Selatan. Area gambut yang terbakar tersebar di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir.

GIZ Bioclime bekerjasama dengan Dinas kehutanan dan Forum Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sumatera Selatan telah membuat peta rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan tahun 2015. Peta tersebut divalidasi melalui proses partisipatif bersama KPH melalui data titik panas (hot spot) dan titik api (fire spot). Data dari peta yang dihasilkan menunjukkan bahwa 95% area dengan potensi kejadian ekstrim terletak di lima (5) kabupaten yakni : Pali, Muara Enim, Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin dan Musi Banyuasin. Dua diantara lima kabupaten tersebut merupakan wilayah kerja GIZ Bioclime (Banyuasin dan Musi Banyuasin) dan proyek aktif melakukan koordinasi melalui Forum KPH.

GIZ Bioclime telah menyelenggarakan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas untuk KPH, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan petugas pemadam kebakaran hutan (Manggala Agni). Para stakeholder tersebut telah dilatih untuk melakukan pemantauan titik panas dan menyusun laporan kepada pengambil keputusan di institusi tempat mereka bekerja. Selain itu, beberapa kegiatan lapangan (ground check) juga dilakukan untuk memantau penyebaran api dan data yang diperoleh dilaporkan kepada KPH dan Dinas Kehutanan sebagai dasar tindakan pencegahan.

SUmber referensi:

http://www.thejakartapost.com/news/2015/10/16/769-hot-spots-sumatra-still.html

Kontak:

Dudy Kurnia Nugraha Adi
GIS and Data Management