PERUBAHAN IKLIM

Sebagai cadangan karbon terestrial yang paling signifikan, hutan memainkan peran penting dalam siklus karbon global dan memiliki kapasitas penyimpanan karbon setidaknya sepuluh kali lebih besar dari jenis vegetasi lainnya. Gas rumah kaca yang berasal dari berbagai perubahan pada tutupan hutan dan aktivitas sektor kehutanan diperkirakan sebesar 20% dari total emisi global yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. Indonesia telah membuat komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kacanya pada 2020 di bawah Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).

Keberhasilan program pengurangan emisi GRK nasional akan sangat bergantung pada sistem informasi yang transparan dan dapat ditautkan dengan basis data yang relevan tentang karbon dan berbagai aspek lingkungan dan sosial lainnya. Informasi dan teknologi dapat digunakan untuk pemasukan data secara cepat dan mantap, pengelolaan data dan analisis serta output/keluaran. Sejak dimulainya berbagai negosiasi iklim internasional, cukup banyak perhatian telah diberikan terhadap pertanyaan mengenai bagaimana memantau dan mengukur, melaporkan dan memverifikasi (MRV) pengurangan gas rumah kaca. 

Dengan BIOCLIME, Jerman mendukung usaha Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan, menjaga kapasitas penyimpanan stok karbonnya, dan melaksanakan pengelolaan hutan berkelanjutan agar bermanfaat bagi rakyatnya. Dalam konteks ini, BIOCLIME berfokus pada mendukung provinsi Sumatra Selatan dalam mengembangkan dan melaksanakan sistem partisipasi yang diadaptasi secara lokal untuk pemantauan dan pengukuran, pelaporan dan verifikasi yang mempertimbangkan berbagai karakteristik khusus ekosistem setempat dan berkontribusi pada sistem MRV nasional.