Pelatihan Drone (Pesawat Tanpa Awak) untuk Institusi Berbasis Lahan di Sumatera Selatan

GIZ BIOCLIME dan Provinsi Sumatera Selatan melalui Bappeda dan Dinas Kehutanan telah melakukan pelatihan pesawat tanpa awak “Unmanned Aerial Vehicle  (UAV) atau dikenal sebagai pelatihan drone. Pelatihan dilakukan dua kali pada bulan Februari untuk dasar dan muka pada Juni 2015. Pelatihan ini merupakan bagian dari tahap kedua pelaksanaan GIZ BIOCLIME Program Drone terutama untuk mendukung Verifikasi Monitoring Pelaporan (MRV) di sektor kehutanan. Pelatihan pertama ini diikuti 30 orang dari Bappeda, Dinas Kehutanan, BKSDA, BPPHP, BKP, BPKH, Sembilang NP, PU Berau dan KPH. Itu difokuskan pada pengenalan fungsi drone dan dilatih cara mengemudi itu. Tapi, pelatihan kedua pada 11- 14 Juni 2015 difokuskan untuk Training of Trainer (ToT) dan menciptakan tim inti dari tim drone di Sumatera Selatan yang berjumlah 8 orang dari Bappeda, Dinas Kehutanan dan KPH yang terlatih.

Pelatihan drone dirancang untuk memfasilitasi mitra kunci dari sektor pemerintah pada teknologi pembaruan yang dapat meningkatkan sistem mereka dan dapat digunakan pada teratur aktivitas mereka. Konsep utama untuk pelatihan ini adalah memberikan peta dasar untuk sistem MRV dalam informasi rinci menggunakan drone multirotor khususnya di sektor kehutanan. Kami menggunakan Phantom Visi dan Octocopter S-1000. Pengetahuan dasar dan yang terbang pesawat tak berawak telah dilakukan dalam pelatihan pertama pada 26-27 Februari 2015. Ini dilanjutkan untuk pelatihan kedua pada ToT 11-14 Juni 2015. Modul telah dilatih untuk tujuan detail pada pelaksanaan survei dengan survei konsep yang dirancang, dibuat rencana pertarungan dan auto-pilot, berlatih kerja sama tim pada data dan analisis data yang dikumpulkan menjadi sebuah peta. Ada tiga output dari pelatihan ini: (i) menciptakan protokol untuk survei detail desain menggunakan pesawat tak berawak termasuk rencana penerbangan, membuat peta (ii) pelatihan dokumentasi Video (ii) membentuk tim inti drone di Sumatera Selatan. Tim inti terdiri dari Bonaventura Firman, Oscar DH, Herwin Purnomo (Dinas Kehutanan), Joko Purnomo (Bappeda), Totok Hernawan, Sigit Wibowo, Zulfikhar (BKSDA) dan Yunus (KPHL Banyuasin). Orang-orang yang dibagi menjadi dua kelompok; (I) penasihat terdiri dari Sigit Wibowo dan Zulfikhar, (ii) kelompok teknis dan membagi ke dalam kelompok 1 (Oscar, Bonaventura Firman, Totok) dan kelompok 2 (Herwin, Joko Purnomo, Yunus) kelompok satu penasihat.

Kami menggunakan multirotor seperti yang disebutkan di atas. Spesifikasi teknis untuk multirotor adalah octopoter S1000 dikombinasikan dengan A2 DJI pengendali penerbangan, DJI Isod Mark II, DJI kisaran 900 data link mhz, Walkera G34 Gimbal dan kamera M2 Sony RX 1.000 dan agisoft untuk analisis data. Octocopter ini cukup mudah untuk mengelola dan kami hanya membutuhkan area kecil untuk take-off dan landing. Hasil Data memiliki kualitas yang baik untuk proses pemetaan tapi masih perlu perbaikan pada data GPS untuk memberikan modus detil informasi yang tepat. Tetapi memiliki keterbatasan karena cakupan area yang besar sekitar sekitar 40-100 Ha di setiap penerbangan dengan ketinggian 200 meter.

Pelajaran belajar dari pelatihan ini adalah tim bisa terbang pesawat tak berawak dan mereka harus terus menciptakan serta menerapkan Standart Operating Procedure (SOP) tentang pelaksanaan lebih lanjut. Hal ini dapat dimulai dari membuat daftar, menerapkan aplikasi untuk terbang pesawat tak berawak untuk misi khusus dan melaporkan kepada penasihat atau manajemen. Selain itu, dapat digunakan juga untuk memantau aktivitas program dalam sistem kehutanan yaitu menyediakan peta dasar pada inventarisasi hutan, rehabilitasi, patroli untuk ilegal logging atau perambahan dan lain-lain.