Energi Tanpa Batas Nurkholis Sastro untuk Keutuhan TNKS (Bagian 3)
Berdasarkan SK Menhut No.420/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004, luas TNKS yang membantang di Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat adalah sekitar 1.389.510 hektare.
Bila dilihat awal perjalanannya, TNKS dibentuk dari 17 kelompok hutan yang merupakan bagian hutan lindung register tahun 1921-1926 (ditetapkan Belanda), cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan pada 1978-1981, ditambah kawasan hutan produksi. Usulan pembentukan TNKS dilakukan berdasar hasil penelitian Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pelestarian Alam dan WWF yang disponsori FAO (Food and Agriculture Organization) pada 1977 – 1980.
http://www.mongabay.co.id/2016/10/09/energi-tanpa-batas-nurkholis-sastro-untuk-keutuhan-tnks-bagian-3/
Melacak Budaya Peduli Lingkungan Masyarakat Gambut di Nusantara
Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi lahan gambut di Kalimantan Tengah. Sebagai warga Sumatera Selatan yang juga memiliki lahan gambut, saya menjumpai banyaknya persamaan antar dua wilayah ini. Tidak saja dari sisi alamnya, namun juga dari sisi tradisi dan kearifan budaya masyarakat lokal dalam mengelola gambut.
Persamaan yang saya lihat secara langsung adalah gestur tubuh dari masyarakat gambut yang ada di Pulang Pisau, salah satu kawasan lahan gambut terluas di Kalteng, yang teramat mirip dengan masyarakat di pesisir Sumsel. Meski berbeda bahasa, namun terasa akrab layaknya orang yang sudah saling mengenal sejak lama.
sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/10/06/melacak-budaya-peduli-lingkungan-oleh-masyarakat-gambut-di-nusantara/
Mereka Memilih Kampanye Peduli Gambut dan Orangutan Lewat Musikalisasi Puisi di Lahan Bekas Terbakar
Sore itu, suara tetabuhan jimbe, gitar dan didjiredu bersahutan merangkai harmonisasi musik yang syahdu. Tepat di atas lahan gambut kawasan Tangkiling KM 26 Palangkaraya, beberapa orang sahut menyahut memainkan alat musik tersebut.
Seorang diantara mereka membacakan puisi karya Taufik Wijaya, dengan beberapa gubahan menjadi perpaduan lagu yang terasa khidm
sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/09/25/mereka-kampanye-peduli-gambut-dan-orangutan-melalui-musikalisasi-puisi-di-lahan-bekas-terbakar/
Temuan Mencengangkan! Riset Ungkap Perkiraan Kematian Dampak Asap Karhutla 2015 Capai 100 Ribu Orang
Penelitian terbaru para ilmuan dari Universitas Harvard dan Universitas Columbia soal dampak kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, pada 2015, mengungkapkan temuan sungguh mencengangkan.
Dalam penelitian berjudul,”Dampak Kesehatan Masyarakat akibat Asap di Ekuatorial Asia pada September-Oktober 2015,” ini, yang rilis Senin (19/9/16), menyebutkan, dari paparan ~60 mikro gram per meter kubik (µg m-3) dari PM2,5 asap yang menimpa penduduk menyebabkan kematian dini 100.300 orang di seluruh Indonesia, Singapura dan Malaysia.
sumber http://www.mongabay.co.id/2016/09/19/temuan-mencengangkan-riset-ungkap-perkiraan-kematian-dampak-asap-karhutla-2015-capai-100-ribu-orang/
Di Balik Kemarahan Menteri Siti Nurbaya dan Kongko Polisi
PERUSAHAAN perkebunan kelapa sawit PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL) tengah menjadi sorotan. Persoalan yang terjadi di perusahaan itu susul menyusul.
Awalnya, kebun korporasi yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Rokan Hulu dan Rokan Hilir, Riau itu, terbakar hebat pada pertengahan Agustus 2016. Ribuan pekerjanya bahkan terpaksa mengungsi di tepian Sungai Rokan Kiri, Desa Bonai, Kecamatan Bonai Darusalam, Rokan Hulu.
sumber: http://regional.kompas.com/read/2016/09/14/22194711/di.balik.kemarahan.menteri.siti.nurbaya.dan.kongko.polisi
Senapan Angin Ancaman Kepunahan Satwa Liar
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- Sebelas lembaga perlindungan satwa liar mengkampanyekan pengawasan pengunaan dan peredaran senapan angin di Tugu Zapin, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Rabu (14/9/2016).
Dalam seruannya, disebutkan korban tembakan senapan angin banyak ditemukan pada satwa liar yang diselamatkan dari korban konflik, perburuan dan perdagangan.
sumber: http://www.tribunnews.com/regional/2016/09/14/senapan-angin-ancaman-kepunahan-satwa-liar
Tikar Purun, Kearifan Masyarakat Pedamaran Menjaga Lahan Gambut
Saat mengunjungi Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, ada hal yang menarik perhatian. Saya melihat sejumlah rumah dipenuhi para ibu dan anak perempuan yang menganyam tikar.
Mereka menganyam tikar dengan bahan dasar purun (Eleocharis dulcis). Purun adalah tumbuhan sejenis rumput atau gulma yang banyak tumbuh di wilayah gambut. Tumbuhan ini subur di gambut yang basah ketimbang kering.
sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/09/07/tikar-purun-kearifan-masyarakat-pedamaran-menjaga-lahan-gambut/
Ini Kronologi Penyanderaan PPNS dan Polhut Saat Usut Kebakaran Lahan di Riau
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, penyanderaan tujuh petugas penyidik KLHK di Rokan Hulu, Provinsi Riau, tidak mengurangi ketegasan terhadap penindakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diduga melibatkan perusahaan
Penyanderaan tersebut terjadi pada Jumat (2/9/2016) oleh massa yang diindikasikan dikerahkan oleh PT ASPL, saat penyidik KLHK selesai menyegel kawasan hutan atau lahan yang terbakar di area konsesi.
sumber: http://nasional.kompas.com/read/2016/09/04/20510621/ini.kronologi.penyanderaan.ppns.dan.polhut.saat.usut.kebakaran.lahan.di.riau
Kebakaran Hutan, PT Bumi Mekar Hijau Cuma Bayar Rp 78 Miliar
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) disarankan untuk mengajukan kasasi atas putusan Pengadilan Tinggi Palembang yang hanya memvonis PT Bumi Mekar Hijau (BMH) membayar ganti rugi Rp 78 miliar dalam kasus kebakaran hutan dan lahan.
Pada 12 Agustus, Pengadilan Tinggi Palembang mengabulkan banding KLHK atas putusan Pengadilan Negeri Palembang yang membebaskan PT BMH dari gugatan. Namun, biaya ganti rugi yang dijatuhkan Pengadilan Tinggi untuk PT BMH hanya 1 persen dari total gugatan KLHK sebesar Rp 7,9 triliun.
sumber: https://m.tempo.co/read/news/2016/08/30/090800226/kebakaran-hutan-pt-bumi-mekar-hijau-cuma-bayar-rp-78-miliar
Kebakaran Hutan, Satelit Deteksi 145 Titik Panas di Riau
TEMPO.CO, Pekanbaru - Satelit Tera dan Aqua kembali mendeteksi 145 titik panas yang diduga akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Riau. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dari hari sebelumnya yang terpantau ada 36 titik. "Titik panas terpantau pukul 07.00," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Sugarin, Senin, 29 Agustus 2016.
Menurut Sugarin, keberadaan titik panas hampir menyebar di seluruh kabupaten dan kota di Riau. Kabupaten Rokan Hilir masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak yang mencapai 100 titik; Siak 18 titik; Rokan Hulu enam titik; Pelalawan lima titik; Indragiri Hulu lima titik; Bengkalis empat titik; Kampar empat titik; serta Meranti, Dumai, dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik.
sumber: https://nasional.tempo.co/read/news/2016/08/29/206799690/kebakaran-hutan-satelit-deteksi-145-titik-panas-di-riau