Menata Lahan Gambut di Sumatera Selatan Butuh Konsolidasi Budaya

Lahan gambut yang berada di pesisir timur Sumatera Selatan (Sumsel), baik di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba), memiliki makna tersendiri bagi masyarakat. Perilaku masyarakat yang hanya memanfaatkan hasil hutan dan ikan, tanpa mengubah karakter lahan gambut, merupakan kearifan. “Guna menata lahan gambut yang saat ini mengalami kerusakan, menurut saya bukan sebatas kebijakan bersikap teknis dan hanya berorientasi ekonomi. Dibutuhkan pendekatan budaya,” kata Conie Sema, pekerja budaya dalam sebuah perbicangan dengan Mongabay Indonesia, Sabtu (11/06/2016).

sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/06/13/menata-lahan-gambut-di-sumatera-selatan-butuh-konsolidasi-budaya/

Peta Restorasi Gambut Dirilis Minggu Ini

BADAN Restorasi Gambut (BRG) akan mengeluarkan peta indikatif kawasan gambut yang hendak direstorasi hingga 2020 mendatang. Peta tersebut akan mencakup lahan restorasi gambut di kawasan perusahaan, masyarakat, maupun milik negara di tujuh provinsi yang menjadi wilayah kerja BRG.

Ketujuh provinsi itu adalah Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. "Dalam peta akan ditunjukan tutupan lahannya seperti apa, dan bagaimana jaringan kanalnya," ucap Kepala BRG Nazir Foead, di Jakarta, Selasa (7/6).

sumber: http://mediaindonesia.com/news/read/49477/peta-restorasi-gambut-dirilis-minggu-ini/2016-06-07

Dukungan Berdatangan, Akankah Penataan Lingkungan di Sumatera Selatan Lebih Baik?

Upaya penataan lingkungan hidup di Sumatera Selatan (Sumsel) yang berpijak pada spirit Talang Tuwo; tata kelola lingkungan hidup untuk kemakmuran dan kesejahteraan semua makhluk hidup, mendapat dukungan berbagai pihak. Setelah Pemerintah Norwegia, dan Inggris, kini giliran Amerika Serikat.

“Dukungan yang diberikan Amerika Serikat dalam pertemuan khusus kami dengan Dubes Roberto Blake. Pemerintah Amerika Serikat akan memberikan dukungan dalam program restorasi gambut, tata kelola hutan wilayah pegunungan (Bukit Barisan), serta mendorong energi bersih dan terbarukan,” kata Dr. Najib Asmani, Sabtu (28/05/2016).

sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/05/31/dukungan-berdatangan-akankah-penataan-lingkungan-di-sumatera-selatan-lebih-baik/

Catatan HLH : Mengenaskan, Ratusan Gajah Sumatera Terbunuh Sejak Tahun 2012

PBB dalam Sidang Umum tahun 1972, telah menetapkan tanggal 5 Juni yang merupakan hari pertama Konferensi Lingkungan Hidup Manusia di Stockholm, Belanda pada 1972, sebagai Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia

Tahun ini, HLH sedunia mengusung tema “Go Wild for Life-Zero Tolerance for the Illegal Wildlife Trade”. Tema tersebut tidak aneh, karena didasari tingginya angka perdagangan satwa dilindungi, yang mengakibatkan beberapa jenis satwa berstatus  terancam punah.

sumber http://www.mongabay.co.id/2016/06/05/catatan-hlh-mengenaskan-ratusan-gajah-sumatera-terbunuh-sejak-tahun-2012/

Cengal, Wajah Buram Kehidupan di Pesisir Timur Sumatera Selatan (Bagian-3/selesai)

Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), berada di pesisir timur Sumatera Selatan. Di lokasi ini baru-baru ditemukan berbagai artefak Sriwijaya yang tersingkap dari lahan gambut yang terbakar. Selama ini masyarakat Cengal dikenal sebagai perambah hutan. Bagaimana kehidupan mereka sebenarnya? Artikel ini merupakan tulisan ketiga, tulisan sebelumnya dapat dibaca pada tautan ini.

sumber: http://www.mongabay.co.id/2016/05/24/cengal-wajah-buram-kehidupan-di-pesisir-timur-sumatera-selatan-bagian-3selesai/