OKI Dipusingkan Merawat Lahan Bekas HGU

PALEMBANG 25 November 2015-Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan diharuskan merawat hingga ribuan hektar lahan bekas area Hak Guna Usaha perusahaan tertentu dan hutan terlantar lainnya. Sekretaris Daerah OKI, Husin mengatakan lahan tersebut sebelumnya dikuasai oleh perusahaan pemegang HGU. Namun belakangan ini perusahaan terpaksa melapas HGU nya karena dianggap lalai dalam menjaga kebakaran di lahan yang mereka kuasai.

Berbicara dihadapan forum rapat koordinasi pimpinan daerah se-Sumsel menjelang pemilihan kepala daerah di tujuh kabupaten, Rabu (25/11), Husin mengakui pihaknya dipastikan tidak dapat menjaga seluruh aset negara tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran, sumber daya manusia dan juga teknologi. Untuk itu ia meminta seluruh pemangku kepentingan di Sumsel dapat mencari jalan keluar agar lahan tersebut dapat terjaga kelestariaanya. "Kalau tidak dirawat bisa jadi tahun depan akan ada kebakaran besar lagi," kata Husin.

Menurut Husin, saat ini terdapat beberapa perusahaan pemegang HGU yang terpaksa mengembalikan lahannya pada negara. Perusahaan tersebut mendapat sanksi berupa pembekuan aktifitasnya di sejumlah daerah di Ogan Komering Ilir. Selama ini lahan tersebut dikelola oleh swasta sehingga perawatan menjadi tanggung jawab mereka. Saat ini menurut Husin pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan berbagai pihak agar lahan bekas HGU dapat tetap lestari.

Sebelumnya Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) Iskandar, meminta kepada perusahaan swasta pemegang izin di wilayahnya, untuk secepatnya melakukan upaya pencegehan secara dini terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan. Pasalnya jika tidak melakukan upaya lebih awal, ia khawatir bencana serupa dapat terjadi ditahun depan. Khusus dilahan gambut, ia meminta agar perusahaan dapat menjaga ketinggian air sekitar area gambut. "Rata-rata ketinggian air dilahan gambut agar terus dapat dijaga agar api tidak mudah melahapnya," ujar nya.

Saat ini titik api di OKI semakin menipis bahkan kadang kala di daerah tersebut tidak ditemukan sama sekali Hotspot. Hari ini berdasarkan informasi yang diterimah dari Sekda Husin, didaerah tersebut hanya ada satu titik api. Lokasinya berada di Tulung Selapan. Padahal sebelum datangnya musim penghujan, OKI sering menjadi penyumbang titik api terbanyak di Sumsel.

BIOCLIME report

Harus Jelas! Komitmen Pemerintah Sumsel Terkait Lumbung Minyak Sawit Berkelanjutan

November 24, 2015 Taufik Wijaya, Palembang

Pemerintah Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), perusahaan-perusahaan perkebunan sawit, dan The Sustainable trade Initiative (IDH) berkomitmen menjadikan Sumsel sebagai lumbung pasokan minyak sawit berkelanjutan. Hal ini dinilai sebagai peluang untuk memperbaiki tata kelola hutan dan lahan di Sumsel. Namun, Pemerintah Sumsel harus jelas menunjukkan indikator komitmennya. Kenapa?

“Indikator minyak sawit berkelanjutan itu, misalnya tidak ada perusahaan perkebunan sawit yang berada di wilayah hutan dan lahan gambut, serta wilayah lindung,” kata Adio Syafri dari Hutan Kita Institute (HaKI), Senin (23/11/2015).

Read full article: http://www.mongabay.co.id/2015/11/24/harus-jelas-komitmen-pemerintah-sumsel-terkait-lumbung-minyak-sawit-berkelanjutan/

Tiga Bulan TNI Berhasil Padamkan 1.987 Titik Api di Sumsel

Senin, 23 November 2015 11:42

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson melaporkan aktivitas pemadaman titik di kawasan Sumsel di Pelabuhan Boom Baru Palembang, , Senin (23/11/2015).

Terhitung dari tanggal 11 September-23 November 2015 prajurit TNI diterjunkan untuk membantu pemadaman titik api.

Hasilnya sebanyak 1.987 titik api berhasil dipadamakan.

Read full article: http://palembang.tribunnews.com/2015/11/23/tiga-bulan-tni-berhasil-padamkan-1987-titik-api-di-sumsel

Selain Padamkan Api TNI Amankan 24 Pelaku Pembalakan Liar

Senin, 23 November 2015 14:47

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Selain pemadaman titik api, prajurit TNI yang bertugas di Sumsel untuk penangulangan kebakaran hutan dan lahan juga mengamankan beberapa pelaku illegal logging.

Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson, mengungkapkan, dalam kurun waktu September hingga November 2015 pihaknya setidaknya mengamankan sebanyak 24 pelaku pembalakan liar.

Read full article: http://palembang.tribunnews.com/2015/11/23/selain-padamkan-api-tni-amankan-24-pelaku-pembalakan-liar

Warga OKI Berharap Tak Ada Pembakaran Lagi

Kondisi lahan di desa Rasau (Foto: Herman)

Palembang, 20 November 2015----Sejumlah warga di Desa Rasau dan Sungai Baung, Kecamatan Pangkalan Lampam, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan mengaku hampir tidak tahan menghadapi bencana kebakaran huntan dan lahan serta kabut asap tahun ini. Selain mengganggu kesehatan, ternyata adanya bencana tahunan ini juga menjadikan warga hidup dalam ketakutan. Herman misalnya, warga Desa Rasau ini terpaksa mengurangi aktifitasnya bertani ketika kebakaran melanda sekitar desanya. Karena ia khawatir keselamatan jiwanya dan keluarga.

"Kami jadi takut melakukan kegiatan diluar rumah karena takut keselamatan keluarga yang ditinggalkan," kata Herman, Jumat (19/11). Desa Rasau merupakan salah satu desa yang terletak disekitar area pabrik kertas di kabupaten OKI Disana juga terdapat ribuan hektar lahan Hutan Tanaman Industri milik sejumlah perusahaan swasta. Menurutnya, kemarau tahun ini berlangsung lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga hampir empat bulan terakhir ini pendapatan warga sekitar menjadi berkurang.

Hal yang sama juga sedang dirasakan oleh Irwansah, pedagang sayur di desa Sungai Baung. Akibat kebakaran hutan yang menimbulkan asap tebal itu, ia sering menghentikan aktifitasnya karena takut menjalankan perahu kayunya. Jika dipaksakan menjalankan perahu ditengah kabut tebal, Ia khawatir perahunya menabrak perahu lain ataupun menghamtam pinggiran sungai baung. "Saya itu biasa keluar rumah dipagi buta dengan teman-teman tetangga,"ujar Irwan.

Baik Herman maupun Irwan, keduanya sepakat meminta pemerintah dan penegak hukum lebih tegas dalam menghadapi kelicikan para pelaku pembakaran hutan dan lahan. Pasalnya tanpa ketegasan, mereka sangat yakin tahun depan kejadian serupa akan kembali terulang.

"Jangan ada lagi yang bakar hutan ya," pinta Bupati Iskandar dihadapan warganya, yang sedang menantikan peresmian jembatan penghubung antar desa sekitar Desa Rasau itu. Menurut Iskandar OKI menjadi semakin terkenal akibat bencana asap. Presiden Joko Widodo dan para pembantunya memberi perhatian khusus terhadap OKI. Mereka sudah beberapa kali mengunjungi daerah itu untuk menanggulangi kebakaran. "Biasanya kalau didatangi para pembesar republik ini, maka wilayah tersebut akan semakin maju," ujar Iskandar disambut tawa warganya.

Sementara kepada pemilik konsesi dari sejumlah perusahaan besar, Iskandar meminta mereka lebih cepat melakukan pencegahan dini dari ancaman kebakaran hutan dan lahan. Salah satunya dengan melakukan optimalisasi sekat kanal disekitar lahan konsesi mereka. Pasalnya kata Iskandar Sekat Kanal terbukti dapat menjaga ketinggian air dilahan gambut. "Semua harus bergerak lebih awal lakukan pencegahan."

BIOCLIME report

Kondisi lahan di desa Rasau (Foto: Herman)

Pagar Virtual Cegah Drone Masuk Area Berbahaya

Pagar Virtual Cegah Drone Masuk Area Berbahaya

Yoga Hastyadi Widiartanto - Kompas Tekno
Minggu, 22 November 2015 | 13:17 WIB
KOMPAS.com - Entah disengaja atau tidak, ada saja kejadian drone "nyasar" terbang ke daerah berbahaya, misalnya dekat lapangan terbang.

Untuk mencegah hal-hal seperti ini berulang di masa depan, pabrikan drone DJI berinisiatif
mengembangkan sebuah sistem geofencing atau "pagar" khusus yang berfungsi mencegah drone masuk ke wilayah terlarang.
Read full article: http://tekno.kompas.com/read/2015/11/22/13170067/Pagar.Virtual.Cegah.Drone.Masuk.Area.Berbahaya

BPBD Muaraenim Gelar Sosialisasi Antisipasi Bencana Alam

Senin, 23 November 2015 11:07

SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muaraenim menggelar kegiatan Sosialisasi Pengenalan dan Antisipasi Akan Bencana Alam Angkatan I.

Kegiatan digelar selama dua hari yakni dari tanggal 23-24 November 2015 di hotel Griya Sintesa Peninsula Muaraenim, Senin (23/11/2015) pukul 10.00.

Read full article: http://palembang.tribunnews.com/2015/11/23/bpbd-muaraenim-gelar-sosialisasi-antisipasi-bencana-alam

1.000 Prajurit TNI Selesaikan Tugas Pemadaman Hotspot di Sumsel

Senin, 23 November 2015 10:58

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sebanyak 1.000 prajurit TNI yang telah membantu pemadaman titik api di Sumsel dikembalikan ke Jakarta pada Senin (23/11/2015).

Hal tersebut dilakukan mengingat hotspot di kawasan Sumsel mulai mampu dipadamkan.

Untuk titik api berdasarkan pantauan satelit Modis Terra dan Aqua tinggal 9 titik api yang menyebar namun diakuinya jarak pandang saat ini sudah normal.

Read full article: http://palembang.tribunnews.com/2015/11/23/1000-prajurit-tni-selesaikan-tugas-pemadaman-hotspot-di-sumsel

Sebelum Hentikan Operasi Pemadaman, BNPB Akan Rakor

Palembang, 18 November 2015----Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi sinyal jika operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan akan segera berakhir. Pasalnya saat ini sejumlah daerah di Sumatera mulai memasuki musim hujan. Akibatnya titik api semakin berkurang dan jarak pandang kembali normal. Sinyal tersebut disampaikan oleh kepala BNPB Willem Rampangilei di Palembang, Selasa (17/8). Pekan depan Willem akan mengundang seluruh pemangku kepentingan ke kantornya.

"Selasa pekan depan kami akan mendengarkan langsung laporan dari daerah-daerah," kata Willem. Menurutnya setelah menerimah laporan dari Gubernur, bupati dan para komandan satuan tugas, maka pihaknya baru berani mengambil keputusan terbaik dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Hingga kemarin pihaknya belum berani menarik personil dan peralatan di daerah rawan kebakaran meskipun hujan telah memadamkan sebagian titik api.

"Jangan sampai api hidup dan membesar lagi setelah kami menarik seluruh aset," ujar Willem.Menurut Willem, berdasarkan laporan BMKG dan para komandan satuan tugas bahwa hujan mulai turun di Sumatera Selatan, Kalimantan, Riau maupun Jambi. Namun hujan tersebut belum berhasil memadamkan api secara keseluruhan. Hujan hanya bisa memadamkan sebagian titik api saja. Sehingga pihaknya tetap melajutkan operasi pemadaman dari darat dan juga udara.

"Sebelum Rakor, saya juga akan bersafari ke Sumatera dan Kalimantan untuk melihat langsung kondisi di lapangan," kata Willem menambahkan penjelasannya. Kemarin, Willem bersama pejabat terkait di Posko utama satuan tugas siaga bencana asap Sumsel, memantau dari udara titik api di wilayah Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, serta daerah lain rawan kebakaran lainnya. Selanjutnya ia juga akan terbang ke Jambi, Riau maupun Kalimantan untuk keperluan serupa. Pantau tersebut kata dia sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk mengambil langkah strategis lainnya.

Sementara itu Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel Iriansyah mengatakan titik api masih fluktuatif. Namun ia menjamin, jumlahnya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan beberapa pekan yang lalu.  Selasa kemarin misalnya, terdeteksi 52 hotspot di Sumsel. Berdasarkan data penginderaan oleh satelit terra dan aqua, di OKI terdapat 27 titik api, Ogan Ilir 4 titik, Ogan Komering Ulu (OKU) 6 titik, OKU Selatan 6 titik, masing-masing 3 titik di Muara Enim dan Musi Banyuasin, serta dua titik di OKU Timur. "Jumlahnya terus berubah dari hari ke hari namun tentu jauh sangat berkurang," katanya.

BIOCLIME report