FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Badan Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BD LHK) Makassar telah diberi mandat untuk mengelola Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Diklat Tabo-tabo sejak tahun 2010. Pengelolaan Hutan Diklat ini cukup menantang karena BD LHK Makassar dituntut untuk dapat menjalankan tanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku, di sisi lain sumber daya yang tersedia (SDM, keuangan, dll) relatif terbatas. Menghadapi situasi ini, BD LHK Makassar telah melakukan beberapa strategi, seperti pengembangan jejaring kerja sama, pengembangan kemitraan bersama masyarakat, pengembangan demplot dan lain-lain. Inisiatif pengembangan strategi pengelolaan hutan Diklat ini penting untuk didokumentasikan karena bisa dijadikan bahan pembelajaran bagi pengelola KHDTK di tempat lain. Oleh karenanya, FORCLIME mendukung inisiatif BD LHK Makassar untuk mendokumentasikannya dalam sebuah publikasi.
Sebagai langkah awal penyusunan buku pembelajaran Pengelolaan Hutan Diklat Tabo-tabo, pada tanggal 21-25 Oktober 2021, BD LHK Makassar bekerja sama dengan FORCLIME telah mewawancarai para pemangku kepentingan yang merupakan perwakilan dari BD LHK Makassar, unit pelaksana teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang ada di Makassar, SMK Kehutanan Makassar dan Maros, Pokja Perhutanan Sosial Sulawesi Selatan, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bulusaraung, pemerintah desa dan tokoh masyarakat desa Tabo-tabo serta Kelompok Tani Hutan dampingan BD LHK Makassar.
Hasil wawancara tersebut akan disusun dalam sebuah buku mengenai pembelajaran pengelolaan Hutan Diklat Tabo-tabo. Buku ini diharapkan sudah selesai dan tersedia pada bulan November 2021.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Edy Marbyanto, Manajer bidang strategis, Pengembangan Kapasitas SDM
Kawasan Cagar Biosfer Lore Lindu (CBLL) sangat kaya akan keragaman flora dan fauna, salah satunya adalah tanaman anggrek. Diperkirakan terdapat 100 spesies anggrek di CBLL dan sebagian diantaranya merupakan spesies endemik.Masyarakat sekitar CBLL sering kali membudidayakan anggrek sebagai sumber pendapatan alternatif mereka karena tanaman anggrek memiliki nilai jual dan permintaan yang tinggi.
Terdapat tiga desa di sekitar CBLL yang secara aktif melakukan budidaya anggrek, yaitu Desa Karunia, Desa Rejeki, dan Desa Bahagia, yang terletak di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Untuk meningkatkan keberlangsungan bisnis masyarakat serta menjamin keberlanjutan pengelolaan hutan CBLL, FORCLIME bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako serta Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT KUMKM) Provinsi Sulawesi Tengah memberikan pelatihan propagasi anggrek danpemasaran digital bagi kelompok perempuan anggrek di tiga desa tersebut.
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2021 di Desa Karunia dan dihadiri oleh 21 peserta. Terkait propagasi anggrek, peserta mendapatkan pelatihan mengenai teknik perbanyakan anggrek dan faktor-faktor syarat pertumbuhan anggrek, seperti iklim, media, teknik penanaman, pemupukan, dan penyimpanan. Sedangkan sesi pelatihan pemasaran digital, materi yang diberikan adalah strategi pemasaran digital, optimalisasi pemasaran digital, serta strategi menentukan harga jual anggrek.
Suniati, salah satu peserta pelatihan dari Desa Bahagia, menyampaikan kesannya terhadap pelatihan yang dilakukan. “Hal yang paling penting yang saya pelajari adalah cara memasarkan produk secara daring. Namun, sebaiknya pelatihan ini dilakukan di lokasi yang sinyalnya lancar sehingga yang diajarkan bisa langsung dipraktikkan”.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah
Fikty Aprilinayati, Advisor bidang Pengelolaan Hutan Lestari dan Pengelolaan Cagar Biosfer
Sejalan dengan mandat FORCLIME untuk mendukung perhutanan sosial di Tanah Papua, FORCLIME berupaya mengidentifikasi calon kampung binaan di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Tambrauw. Berdasarkan hasil diskusi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat dan KPHP Tambrauw, didapatkan tiga rekomendasi calon kampung binaan untuk pendampingan bersama, yaitu Kampung Orwen di Distrik Kwoor, Kampung Emaus di Distrik Sausapor, dan Kampung Bikar di Distrik Bikar. Tim FORCLIME bersama dengan perwakilan dari KPHP Tambrauw melaksanakan kunjungan untuk mengumpulkan informasi terkait kondisi geofisik kawasan, kelembagaan masyarakat, potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan pendampingan yang diperlukan, serta lokasi dan akses untuk menjangkau ketiga kampung tersebut. Kunjungan lapangan dilaksanakan pada tanggal 13-15 Oktober 2021.
Selama kunjungan, tim FORCLIME dan KPHP Tambrauw bertemu dan berdiskusi dengan masyarakat lokal yang menerima kedatangan tim dengan terbuka. Suku yang tinggal di tiga kampung tersebut adalah Suku Abun, dan sudah memiliki lembaga adat yang diakui, yaitu Lembaga Masyarakat Adat Suku Abun (LEMASA). Secara umum, potensi HHBK yang dimiliki ketiga kampung tersebut adalah pohon lawang, kemiri, rotan, anggrek, rusa, gaharu, dan masoi. Masyarakat mengelola HHBK secara berkelompok sekitar 12-27 orang, dan pengelolaannya dilakukan di hak ulayat masing-masing marga. Terdapat kearifan lokal dalam pengelolaan HHBK, khususnya minyak lawang, yaitu pengelola tidak boleh berniat jahat dan tidak boleh berhubungan dengan perempuan. Selain itu, perburuan yang dilakukan harus menggunakan alat-alat tradisional. Di sana juga terdapat hutan keramat, yaitu hutan yang hanya bisa diakses oleh marga pemilik hak ulayat tanah, dan hasil hutan di dalamnya tidak dapat dimanfaatkan oleh siapapun.
Berdasarkan hasil kunjungan ini, tim FORCLIME dan KPHP Tambrauw akan berkonsultasi kepada Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat untuk menentukan kampung binaan dan berkoordinasi terkait kegiatan pendampingan di kampung tersebut. Selanjutnya, tim juga akan melakukan sosialisasi dan permintaan izin kegiatan kepada LEMASA.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua Barat
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang penghidupan (livelihood) pedesaaan, pengelolaan dan konservasi hutan
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Didukung oleh: | |