FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Pusdiklat SDM LHK bersama dengan GIZ dan Common sense telah melaksanakan studi penilaian (assessment) kesiapan Massive Open Online Course (MOOC) pada bulan Maret 2024. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, diusulkan untuk dilanjutkan dengan: 1) Pelatihan Training of Trainers (ToT) pelaksanaan MOOC, dan 2) Menyusun peta jalan (roadmap) implementasi MOOC bersama para pihak.
Dalam rangka menyusun roadmap pelaksanaan MOOC, Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan, didukung FORCLIME dan Common Sense, mengadakan FGD secara hybrid pada tanggal 3 – 4 Juli 2024. Diskusi ini dilakukan untuk menjaring pendapat berbagai pihak di lingkup Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK), termasuk Pusat Diklat SDM LHK, serta Regional Community Forestry Training Center for Asia and the Pacific (RECOFTC) terkait rencana-rencana aksi pengembangan MOOC di masa depan, baik dari sisi kebijakan, infrastruktur, sumberdaya manusia dan pengembangan modul MOOC.
“Hasil FGD ini sangat penting dan dapat berkontribusi pada perencanaan makro kegiatan pengembangan kompetensi SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” kata Kepala Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Kusdamayanti.
Hasil FGD akan didokumentasikan dalam laporan yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi rencana aksi/peta jalan dan diintegrasikan dengan SOP MOOC yang saat ini sedang dibangun di Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Danan P. Hadi, Advisor bidang Remote Sensing/GIS dan eLearning
Edy Marbyanto, Manajer bidang Strategis Pengembangan Kapasitas SDM
Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengadakan training of trainers (ToT) pengembangan Massive Open Online Course (MOOC) pada tanggal 1 – 5 Juli 2024 secara hybrid. ToT ini merupakan kelanjutan dari pembelajaran mandiri (self-study) yang telah dilaksanakan pada bulan Juni lalu. Tujuan keseluruhan pelatihan ini agar peserta mampu merancang dan mengimplementasikan MOOC yang efektif dengan mengaplikasikan prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi). Pelatihan secara daring ditujukan untuk memberikan pengetahuan dasar terkait eLearning, dasar desain instruksional, maupun produksi media dalam pembelajaran digital. Sedangkan dalam pelatihan tatap muka peserta fokus merancang pelatihan MOOC, seperti diskusi, latihan, dan umpan balik sejawat (peer feedback). Pelatihan yang dibuka oleh Kepala Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup, Dr. Kusdamayanti, diikuti oleh 25 peserta yang merupakan widyaiswara dan administrator Learning Management System (LMS) dari Pusat Diklat SDM LHK dan beberapa Balai Pelatihan LHK. Penyelenggaraan pelatihan ini atas kerja sama Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan, FORCLIME dan Common Sense, lembaga konsultan yang sudah berpengalaman dalam pengembangan kapasitas untuk digital learning dan penciptaan konten pembelajaran.
Dalam pelatihan tatap muka, peserta membahas tiga modul pelatihan MOOC yang sedang disusun oleh Pusdiklat SDM LHK, yaitu:
1. Nilai Ekonomi Karbon/NEK.
2. ASN BerAKHLAK.
3. Tata Naskah Kedinasan.
FORCLIME mendukung pengembangan MOOC di Pusdiklat SDM LHK melalui kerja sama dengan Common Sense. Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung implementasi pengembangan MOOC sebagai konsep pembelajaran eLearning yang lebih masif di KLHK.
Setelah ToT ini Pusat Diklat SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan melanjutkan dengan kegiatan:
• Sesi Online Coaching untuk mendampingi peserta mengembangkan modul MOOC (direncanakan Agustus/September).
• Peningkatan Learning Management System (LMS) untuk mendukung pengembangan MOOC (direncanakan antara Agustus -September).
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Naufal Abdillah, Junior Advisor bidang Pengembangan Kapasitas SDM
Danan P. Hadi, Advisor bidang Remote Sensing/GIS dan eLearning
Edy Marbyanto, Manajer bidang Strategis Pengembangan Kapasitas SDM
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mulai merevisi Rencana Kehutanan Nasional (RKTN) 2011 – 2030. Revisi ini dipandang penting untuk memastikan bahwa rencana tersebut tetap relevan, efektif dan sejalan dengan prioritas nasional dan komitmen internasional saat ini. Berdasarkan peraturan yang ada, Rencana Kehutanan harus dievaluasi pada saat pelaksanaannya untuk mengukur efektivitas dan efisiensi berbagai kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana tersebut. Evaluasi ini dilakukan setidaknya sekali setiap lima tahun, sedangkan proses revisinya mencakup evaluasi komprehensif terhadap rencana yang ada. Evaluasi tersebut mempertimbangkan setiap perubahan yang telah dilakukan terhadap peraturan, kebijakan, dan kinerja selama lima tahun terakhir guna memberikan peta jalan pembangunan kehutanan berkelanjutan di Indonesia hingga tahun 2030.
Sejalan dengan tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (Ditjen PKTL) KLHK, didukung oleh Proyek FOLU Net Sink 2023 dan FORCLIME, menyelenggarakan pertemuan dua hari yang diadakan pada tanggal 2 – 4 Juli 2024 di Jakarta. Tujuan dari acara ini adalah untuk mengkoordinasikan dan menyelaraskan rencana dengan para pemangku kepentingan yang bergerak di bidang kehutanan, serta membahas arah, kebijakan, strategi dan sasaran pengelolaan hutan dan penyelenggaraan kehutanan. Tujuannya untuk menjaring masukan dari pihak-pihak terkait guna memberikan masukan bagi revisi RKTN periode 2011 – 2030.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Ditjen PKTL akan menyelenggarakan serangkaian FGD guna menyempurnakan lebih lanjut dokumen tersebut, dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan pakar terkait guna memastikan keakuratan, relevansi, dan keselarasan dokumen tersebut dengan tujuan pengelolaan kehutanan saat ini. dan kebijakan.\
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Fadhilatunnisa Nurhadiza, Advisor junior bidang pengelolaan hutan lestari
Mohammad Rayan, Advisor teknis lintas bidang dan pengelolaan konflik
Wandojo Siswanto, Manajer bidang strategis, kebijakan kehutanan dan perubahan iklim
Didukung oleh: | |