FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Kelompok tani hutan di Kampung Wasur dan Kampung Yanggandur telah memanfaatkan dan mengelola hasil hutan bukan kayu (HHBK) di wilayah traditional kawasan Taman Nasional Wasur. Dalam rangka penguatan kelola lembaga dan kelola wilayah di masing-masing kampung, pihak Taman Nasional Wasur, didukung FORCLIME, mengadakan pelatihan bagi anggota kelompok tani hutan. Dengan harapan setiap anggota mengerti peran dan tanggung jawabnya dalam mendukung kegiatan pengelolaan HHBK. Dalam pelatihan tersebut juga diberi pengetahuan bagaimana menjalin komunikasi antar anggota sehingga pengorganisasian kelompok bisa lebih baik. Selain itu, peserta pelatihan juga mendapatkan pengetahuan mengenai tata administrasi kelompok, agar mereka memiliki aturan kelompok yang disepakati bersama, pembagian hasil usaha.
Dari sisi kelola wilayah, peserta mendapat pengetahuan mengenai bagaimana mengelola wilayah untuk memanfaatkan HHBK secara lestari. Selain itu, karena mereka beraktivitas di dalam kawasan Taman Nasional Wasur, maka mereka juga diberi materi terkait dengan zonasi kawasan konservasi, dimana masyarakat boleh mengelola di zona tradisional. Dalam pelatihan juga didiskusikan mengenai nilai-nilai kearifan lokal yang dapat diimplementasikan untuk mengelola wilayah. Misalnya sistem buka tutup suatu wilayah, yang disebut Sasi, yaitu sistem hukum lokal yang memuat larangan dan kewajiban untuk mengambil atau mengambil potensi sumber daya alam jenis tertentu untuk jangka waktu tertentu. Nilai-nilai kearifan lokal seperti ini dapat diterapkan sebagai bagian dalam upaya menjaga Taman Nasional Wasur.
Dalam pelatihan peserta mempraktikkan membuat peta sketsa wilayah kerja kelompok untuk produk yang dihasilkan. Terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, peserta mendapat pengetahuan mengenai praktik-praktik pemanfaatan yang lestari, misalnya panen bergilir daun minyak kayu putih, tidak menebang pohon kayu putih, tidak mengambil habis daun kayu putih dalam satu pohon.
Pelatihan untuk peningkatan kapasitas anggota kelompok tani hutan di Kampung Yanggandur dilaksanakan pada 17 hingga 18 Oktober 2022 di Balai Kampung Yanggandur. Sedangkan pelatihan di Kampung Wasur dilaksanakan pada 20 sampai 21 Oktober 2022 di Balai Kampung Wasur.
Tindak lanjut pelatihan ini adalah kelompok tani hutan untuk melengkapi kelengkapan organisasi, administrasi, selain itu, melengkapi peta sketsa wilayah kelola masing-masing kelompok.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Sebagai bagian dari pengembangan kapasitas sumber daya manusia, Universitas Ottow Geissler Papua, didukung FORCLIME, mengadakan pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Pemetaan. Kegiatan ini merupakan pelatihan SIG tingkat dasar dengan menggunakan aplikasi berbasis bebas dan sumber terbuka – QGIS. Pelatihan yang dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan, Universitas Ottow Geissler Papua, Ir. Simon H. Nenepath, M.Si., diselenggarakan pada tanggal 17 hingga 20 Oktober 2022 di Kampus Universitas Ottow Geissler Papua (UOGP) di Jayapura, Provinsi Papua. Narasumber pelatihan ini adalah advisor FORCLIME, yaitu Advisor Remote Sensing/GIS dan e-Learning, Danan P. Hadi, dan Advisor Junior bidang GIS dan Pementaan, Ruben Yogi.
Secara umum, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dosen dan mahasiswa di bidang SIG dan Pemetaan untuk mendukung pengembangan Pusat Keunggulan untuk Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan (Center of Excellence GIS & Mapping) di Universitas Ottow Geissler Papua (UOGP).
Sejak 2021 Universitas Ottow Geissler Papua dan FORCLIME telah bersinergi dalam mendorong pendirian dan pengembangan Pusat Keunggulan untuk SIG dan Pemetaan sebagai pusat layanan SIG dan pemetaan berbasis perguruan tinggi di Provinsi Papua yang berpusat di Fakultas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan UOGP. Pusat Keunggulan ini diharapkan dapat memberi layanan geospasial kepada akademisi, pemerintah daerah, masyarakat dan sektor swasta terkait dengan perencanaan tata ruang, pengelolaan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati.
“Sebagai pengajar Ekonomi Regional, materi pelatihan ini dapat diaplikasikan untuk memetakan persoalan-persoalan terkait dengan ekonomi regional”, kata Amsal Ilindamon, S.Sos, M.Si., Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ottow Geissler Papua. Berharap FORCLIME dapat memberikan pelatihan berikutnya yang lebih mendalam untuk pengembangan SDM di lingkungan kampus UOG Papua, tambahnya.
Pelatihan ini akan ditindaklanjuti dengan sesi Pelatihan Sistem Informasi Geografis tingkat lanjut .
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Danan P. Hadi, Advisor bidang Remote Sensing/GIS dan eLearning
Ruben Yogi, Advisor Junior bidang GIS dan Pementaan
Edy Marbyanto, Manajer Bidang Strategis, Pengembangan Kapasitas SDM
Eko-edu wisata merupakan salah satu bentuk pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam yang dapat dilaksanakan melalui kemitraan dengan masyarakat di sekitar hutan. Untuk dapat melaksanakan pemanfaatan jasa wisata alam melalui eko-edu wisata, dibutuhkan tenaga pengelola, pemandu wisata, dan pelaksana yang memadai, baik dalam jumlah maupun secara kualitas. Pembinaan bidang sumber daya manusia perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan wisata. Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Makassar, didukung FORCLIME, mengorganisasikan kunjungan studi bagi Kelompok Desa Wisata (Deswita) Tabo-tabo untuk mempelajari proses pengelolaan kawasan wisata secara mandiri di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) pada tanggal 4 – 7 Oktober 2022. Wilayah ekowisata ini dikelola oleh perseorangan yang mendapatkan dukungan dari pemilik kawasan, dalam hal ini Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Skema pengelolaan kawasan wisata di Bodogol ini tidak jauh berbeda dengan pola pengelolaan wilayah ekowisata yang berada di dalam kawasan Hutan Diklat Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Tabo-tabo, Makassar, Sulawesi Selatan, yang nantinya akan dikelola oleh Kelompok Deswita Tabo-tabo.
Dalam kunjungan studi ini para peserta berdiskusi untuk berbagi pengalaman dengan pihak taman nasional (TNGGP), pengelola ekowisata (PPKAB), dan Kelompok Bodogol Kampung Hoya. Bodogol Kampung Hoya merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat di sekitar PPKAB yang menjadikan tumbuhan Hoya sebagai komoditi utamanya. Hoya adalah kelompok tumbuhan tropis yang memiliki bentuk bunga unik dan indah, karena keindahan bunganya dan memiliki penampilan seperti porselen berlilin, tumbuhan Hoya juga dikenal sebagai Bunga Porselen. Jenis tumbuhan Hoya antara lain adalah Hoya cinnamomifolia.
Tindaklanjut dari kunjungan studi ini adalah penguatan kelembagaan Deswita Tabo-tabo. Selain itu, penyusunan naskah kesepakatan kerja sama antara Deswita Tabo-tabo dan BDLHK Makassar untuk kemitraan pengembangan ekowisata di KHDTK Hutan Diklat Tabo-tabo.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Wira Nastainul Hakim, Advisor Bidang Pengembangan Kapasitas SDM
Edy Marbyanto, Manajer Bidang Strategis, Pengembangan Kapasitas SDM
Didukung oleh: | |