Hutan Rakyat Ikut Terbakar, AMAN: Mereka Makin Sengsara

Palembang, 11. November 2015.
Ratusan bahkan hingga ribuan hektar hutan adat diwilayah Musi Banyuasin, Banyuasin dan Muara Enim serta daerah lainnya di Sumatera Selatan ikut terbakar dalam musim kemarau tahun ini. Hal itu berdampak buruk bagi sosial ekonomi rakyat, yang menggantungkan hidup mereka dari hutan. Demikian dikatakan oleh Rustandi Adriansyah, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sumsel. Untuk itu, Aman meminta seluruh pemangku kepentingan dapat mencarikan jalan keluarnya.
"Yang ikut terbakar itu pasti banyak, tapi kami masih melakukan pengecekan dilapangan," kata Rustandi. Menurut Rustandi, data awal menunjukkan kebakaran hutan adat terjadi diwilayah Dangku, Bayat dan Lalan di Musi Banyuasin (Muba). Kejadian sama juga terjadi di sekitar wilayah hutan tanaman industri di Muara Enim. "Kalau di Banyuasin itu banyak Gambut yang terbakar.
Sementara itu Nunu Anugrah, kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel mengatakan kawasan konservasi yang menjadi tanggung jawabnya juga ikut terbakar. Sama halnya dengan AMAN, BKSDA juga sedang mendata luas areal terbakar. Namun untuk melakukan pencegahan pada tahun-tahun berikutnya, BKSDA akan menggencarkan sosialisasi terhadap masyarakat yang ada disekitar kawasan. "Kami juga akan menguatkan peranan Manggala Agni," ujar Nunu.
Saat ini BKSDA Sumsel memiliki 240 orang personil Manggala Agni. Mereka tersebar di empat daerah operasi seperti di Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Lahat. Menurut Nunu setiap daerah operasi membawahi sekitar 60 personil. "Tugas mereka sangat berat karena mengkaver beberapa wilayah sekitar."
(BIOCLIME report)