1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

2024 06 12 Encyclopaedia Biodiversity and Ecosystem Conservation in the Birds Head of New Guinea vm 

 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat, salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Provinsi Papua Barat, memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 28 kawasan konservasi, baik bentang laut maupun bentang alam dengan total luas sekitar 1.7juta hektare. Kawasan konservasi ini, berada di dua provinsi: Papua Barat dan Papua Barat Daya, meliputi berbagai ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya. Selain itu, kawasan tersebut didiami oleh masyarakat adat dengan kehidupan sosial budaya yang beragam. Kekayaan alam dan sosial budaya di kawasan tersebut dinilai sebagai aset penting yang patut dilestarikan sekaligus dipromosikan kepada masyarakat luas.

Salah satu bentuk promosi yang dapat dilakukan adalah melalui publikasi. Oleh karena itu, FORCLIME mendukung BBKSDA Papua Barat menerbitkan buku tentang keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang diberi judul: Encyclopaedia of Conservation Areas in the Bird’s Head New Guinea: Biological and Ecosystem Diversities (Ensiklopedia Kawasan Konservasi di Pulau Kepala Burung: Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem), yang diluncurkan pada 12 Juli 2024 di Sorong, Papua Barat Daya, oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK, Nunu Anugrah, S.Hut., M.Sc., dan disaksikan oleh Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat Daya, dra. Atika Rafika, M.Si, serta Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, M.Si., FLS.

Buku ini berisi penjelasan umum mengenai 28 kawasan konservasi yang dikelola oleh BBKSDA Papua Barat, yang dilengkapi dengan informasi dan foto-foto mengenai flora dan fauna endemik dan langka, bahkan jenis yang sangat terancam punah, seperti mamalia bertelur ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijnii), cenderawasih merah endemik Raja Ampat (Paradisaea rubra), cenderawasih kuning kecil (Paradisea minor), cenderawasih botak (Cicinnurus respublica), anggrek wiratno (Bulbophyllum wiratnoi), anggrek moi (Dendrobium moiorum), dan anggrek whitten yang endemik Karst (Bulbophyllum whitteniorum).

Buku ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas, termasuk peneliti, pembuat kebijakan, wisatawan, LSM, perguruan tinggi, dan lain sebagainya.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Laurensia Mapandin, Advisor Junior bidang kehutanan dan keanekaragaman hayati
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Tanah Papua

in cooperation with ministry of forestry and environment Didukung oleh:
Cooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz