1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

2024 03 17 Study visit MHA ke Bali ah 9

Dalam rangka membantu penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas pengurus Masyarakat Hukum Adat (MHA) Topo Moma Toro, MHA Topo Uma Moa dan MHA Ngata Katuvua To Lindu yang berada di sekitar Taman Nasional Lore Lindu, FORCLIME bersama mitra di Sulawesi Tengah, termasuk Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA) Sulawesi Tengah, serta Karsa Institute, suatu lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat termasuk penguatan ekonomi kerakyatan, mengadakan kunjungan belajar (study visit) ke Hutan Adat Alas Kedaton dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukit Pohen di Tabanan serta Desa Adat Penglipuran dan KTH Glagah Linggah di Bangli, Provinsi Bali. Kunjungan studi tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 – 17 Maret 2024, yang diikuti oleh belas orang yang mewakili MHA Topo Moma Toro, MHA Topo Uma Moa, MHA Suaka Katuvua To Lindu, Karsa Institute, BRWA Sulawesi Tengah, Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu serta GIZ. Delegasi ini diterima dengan baik oleh Kepala Bidang Pengembangan, Pemanfaatan, Penggunaan, Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, bapak Hesti Sagiri, S.Hut.

Mengapa Bali? Dari hasil diskusi dengan para pihak, diketahui bahwa pengelolaan hutan adat di Bali memiliki kesamaan pandangan dengan MHA di Sulawesi Tengah. Adanya kesesuaian budaya masyarakat yang memadukan antara pemerintah dan masyarakat adatnya, baik dalam hal memadukan antara aturan pemerintah dan aturan adat maupun pembagian peran antara kepala desa dinas dan ketua lembaga adat di desa. Bali dikenal sebagai daerah yang memiliki budaya dan tradisi yang dipegang kuat dan diterapkan dalam kesehariannya. Pengelolaan hutan adat di Bali berdasarkan kearifan lokal yang memainkan peran penting dalam perlindungan dan melestarikan kenekaragaman hayati. Hal-hal tersebut yang menjadikan pertimbangan lokasi diadakannya study visit ini.

Setelah kunjungan studi, beberapa kegiatan akan dilakukan dengan mengintegrasikan hasil pembelajaran dari kunjungan yang telah dilakukan, antara lain:
1. Penyusunan draft Rencana Kelola Perhutanan Sosial Hutan Adat MHA Topo Moma Toro dan MHA Topo Uma Moa, yang akan didampingi oleh Karsa Institute.
2. Penyesuaian Rencana Kelola Perhutanan Sosial Hutan Adat MHA Ngata Katuvua To Lindu, yang akan didampingi oleh BRWA Sulawesi Tengah.
3. Penyelenggaraan Lokakarya Rencana Kelola Hutan Adat MHA Topo Moma Toro, MHA Topo Uma Moa dan MHA Ngata Katuvua To Lindu, yang direncanakan akan diadakan pada bulan Juli 2024.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Arif Hidayat, Advisor Junior bidang Kehutanan dan Keanekaragaman Hayati
Ismet Khaeruddin, Advisor Senior, Focal Point Keanekaragaman Hayati KFW Forest Program 3 dan Koordinator Provinsi Sulawesi Tengah

in cooperation with ministry of forestry and environment Didukung oleh:
Cooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz