1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

2022 11 01 Landak Irian Hasil Tangkapan masyarakat di Kampung Srer

Landak irian atau Ekidna (Zaglossus bruijnii) adalah satwa liar endemik Tanah Papua yang dikategorikan rentan (vulnerable) oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), organisasi internasional yang bergerak di bidang konservasi alam dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Ekidna tergolong dalam monotremata atau mamalia bertelur. Dalam kegiatan moni-toringnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat tidak pernah menemukan sat-wa ini sehingga keberadaannya tidak dapat dipastikan. Satwa ini dianggap populasinya menurun. Namun untuk mengetahui kepastiannya, perlu dilakukan kajian.

Oleh karenanya, BBKSDA Papua Barat, didukung FORCLIME, melakukan survei Ekidna di wilayah kerja BBKSDA, yaitu di Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Beriat. Survei dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober – 1 November 2022. Lokasi survei difokuskan di tiga kampung di sekitar TWA Beriat, yaitu: Srer, Aibobor dan Wehali. Survei dilakukan dengan menggunakan metoda wawancara dan pengamatan langsung.

Sebelum pelaksanaan survei, pelaksana yang terlibat dalam kegiatan survei Ekidna ini diberi pelatihan ter-lebih dahulu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan in-ventarisasi landak irian melalui observasi langsung dan survei sosial. Pelatihan untuk survei identifikasi Ekidna dilaksanakan pada tanggal 14 hingga 16 Oktober 2022. Peserta pelatihan terdiri dari:
- Enam staf BBKSDA Papua Barat.
- Empat siswa magang FORCLIME.
- Satu staf FORCLIME.
- 10 orang dari tiga kampung lokasi survei.
- Dua orang dari Universitas Papua (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan D3 Konservasi Fakultas Kehutanan).

Dalam pelatihan, peserta mendapatkan panduan untuk mengeksplorasi satwa yang disurvei serta panduan untuk melakukan survei lapangan atau observasi dan survei sosial. Metode observasi dilakukan dengan teknik pengamatan langsung dan identifikasi jejak. Sedangkan survei sosial menggunakan teknik wa-wancara langsung khususnya informan kunci di kampung, misalnya kepala kampung, tokoh adat, tokoh agama, dan pencari landak. Selain mendapatkan teori, peserta juga melakukan praktik lapangan, yaitu di Kampung Srer dan TWA Beriat.

Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah menganalisis data hasil survei yang kemudian dituangkan dalam sebuah laporan. Hasil survei Ekidna ini selanjutnya dapat menjadi referensi, tidak hanya bagi para peneliti tetapi juga para pihak lainnya.

Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat

in cooperation with ministry of forestry and environment Didukung oleh:
Cooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz