1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

Assessor Diklat

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan (SMK Kehutanan), Pusat Pedidikan dan Latihan Kehutanan (Diklat Kehutanan), Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bekerja sama dengan FORCLIME menyelenggarakan pelatihan mengenai Peningkatan Kapasitas Bagi Calon Assesor Uji Kompetensi Keahlian SMK Kehutanan. Kegiatan ini dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan di Bogor tanggal 30 Juni sampai 5 Juli 2014. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membekali para calon assesor supaya mereka memiliki kemampuan melakukan Uji Kompetensi Keahlian bagi peserta didik yang akan melaksanakan Ujian Praktik Kejuruan Nasional SMK Kehutanan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, siswa SMK Kehutanan harus mengikuti dan lulus ujian praktik bidang Kompetensi Kehutanan.

Pelatihan ini difasilitasi oleh Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan dan diikuti oleh 60 peserta calon assessor dari unsur guru SMK Kehutanan, widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan dan widyaiswara Balai Diklat Kehutanan. Dalam acara pembukaan, perwakilan dari FORCLIME, Mathias Bertram, mengemukakan bahwa selama ini Kemenhut sudah melakukan rekrutmen alumni SMKK untuk ditempatkan di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Untuk 5 tahun ke depan direncanakan akan dibentuk 600 KPH, sehingga akan membutuhkan dukungan sumber daya manusia terampil yang cukup besar. Alumni SMKK yang memiliki keterampilan teknis level menengah, akan berperan penting dalam mendukung kelancaran aktivitas KPH di masa datang. Beliau juga menekankan bahwa sampai dengan sekarang beberapa isu penting yang dihadapi KPH dan perlu dijadikan bahan masukan untuk pengembangan kurikulum SMKK adalah: (1) Masih banyaknya konflik tenurial di wilayah KPH yang perlu dicarikan solusinya, (2) Tata batas kawasan hutan yang belum solid, (3) Pengembangan kewiraswastaan sektor kehutanan,  (4) Masih kurangnya perhatian terhadap rehabilitasi dan konservasi kawasan, dan (5) Penguatan kelembagaan KPH. Belajar dari proses pembangunan KPH di Jerman, Mathias Bertram menyarankan agar sistem belajar bagi para siswa SMKK lebih menekankan pada aspek praktek dan tidak melulu teori.

Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi:
Edy Marbyanto, Strategic Area Manager Human Capacity Development

in cooperation with ministry of forestry and environment Didukung oleh:
Cooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz