1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

mono_cable_winch

Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan dan FORCLIME menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai “Penyempurnaan Panduan Penggunaan Mono Cable Winch (MCW)” pada tanggal 14 November 2012. Tujuan FGD adalah untuk memfinalisasi panduan MCW dan meningkatkan pemahaman mengenai sistem pemanenan dengan menggunakan Mono Cable Winch, mengintegrasikan MCW ke dalam kebijakan kehutanan dan meningkatkan kesadaran di lingkup kementerian kehutanan tentang perlunya suatu peraturan untuk penerapan Mono Cable Winch serta membuat aturan tersebut menarik untuk diimplementasikan.

Dr. Yosep Ruslim dari Universitas Mulawarman menyampaikan presentasi mengenai “Memahami sistem pemanenan menggunakan MCW. Kebijakan dan kaitannya dengan pengurangan emisi”. Acara diskusi ini dihadiri oleh 23 staf teknis dari Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan, Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan (Pusdal), The Nature Conservancy (TNC), GIZ-FORCLIME, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) serta perwakilan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yang telah berpengalaman dengan sistem MCW.

Pemateri menjelaskan bahwa MCW merupakan salah satu alat untuk pembalakan rendah dampak (Reduced Impact Logging - RIL) karena dapat mengurangi dampak negatif dari penyaradan kayu. Penggunaan MCW dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon, karena degradasi hutan akan berkurang dan lebih sedikit bahan bakar fosil yang digunakan per meter kubik kayu. Peralatan dapat diproduksi di dalam negeri dengan harga yang relatif rendah (sekitar Rp 50 juta.). Peserta membahas cara-cara bagaimana MCW dapat dipromosikan dalam konsesi hutan alam sebagai bagian dari sistem silvikultur secara keseluruhan dan memperbaiki perencanaan pemanenan hutan.

Tantangan yang dihadapi dalam menggunakan alat ini adalah operator tidak terbiasa menggunakan alat tesebut dan peralatan MCW di lapangan sering dikaitkan dengan pembalakan liar.
Peserta FGD sepakat perlu diterbitkannya suatu keputusan tingkat direktur jenderal sebagai dasar hukum dan dukungan regulasi. Peserta mengusulkan untuk mengeksplorasi insentif untuk penggunaan MCW, misalnya insentif kebijakan fiskal atau harga premium. Akhirnya, FGD juga mencapai keputusan untuk meninjau kebijakan terkait dengan pembalakan rendah dampak (RIL) secara komprehensif di masa depan.

in cooperation with ministry of forestry and environment Didukung oleh:
Cooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz