1 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
2 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)
3 / 3

FORCLIME

 Forests and Climate Change Programme
 Technical Cooperation (TC Module)

Untuk menjaga kawasan dan sumber keanekaragaman hayati, pengelola Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) membuat kesepakatan bersama mengenai manajemen kolaboratif dengan perwakilan dari lima Ketemenggungan (lembaga sub-suku Dayak) yang tinggal di sekitar wilayah konservasi. Kerja sama ini diperlukan untuk mengatasi tantangan yang terus menerus dihadapi oleh taman nasional.

Dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas pihak terkait, FORCLIME memfasilitasi pelatihan Perencanaan Partisipatif Konservasi (Participatory Conservation Planning - PCP) bagi para staf teknis dan staf lapangan dari TNBK, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kapuas Hulu dan Sebatopa, perwakilan dari kelima Ketemenggungan. Pelatihan diikuti oleh 37 orang yang kemudian setelah pelatihan melakukan konsultasi di masing-masing lembaga. Selama konsultasi, mereka akan menerapkan 6S yang merupakan instrumen PCP, yaitu System atau target konservasi; Stress adalah kondisi atau kelayakan target konservasi; Sources adalah faktor yang mempengaruhi stress terhadap target konservasi; Strategy adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi target konservasi dan untuk menghilangkan ancaman atau sumber stres; Stakeholder adalah idividu atau kelompok yang dapat mendukung implementasi strategi serta penerima manfaat konservasi; dan Success adalah ukuran kondisi membaik dari target konservasi, ukuran eliminasi ancaman dan ukuran kapasitas untuk melaksanakan strategi konservasi.

Hasil dari konsultasi yang dilakukan di masing-masing lembaga, akan disampaikan oleh masing-masing peserta pelatihan. Mereka akan berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain dalam menerapkan pendekatan 6S.

Kepala Taman Nasional Betung Kerihun, Arif, sangat mendukung adanya pelatihan ini serta tindak lanjut dari perencanaan. Harapannya hasil dari praktek lapangan akan menjadi masukan berharga bagi manajemen TNBK untuk mengembangkan rencana induk pengembangan masyarakat. Setiap taman nasional harus memiliki rencana induk pengembangan masyarakat, termasuk TNBK.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Ismet Khaeruddin, strategic area manager for biodiversity conservation and protected areas
Kartika Karlina, adviser for biodiversity conservation

in cooperation with ministry of forestry and environment Didukung oleh:
Cooperation - Republic of Indonesia and Federal Republic of GermanyImplemented-by-giz